Hitungan Hari adalah single pertama dari penyanyi wanita asal Yogyakarta, Latoya de Larasa yang selama ini dikenal sebagai youtuber yang sering meng-cover lagu-lagu lintas ganre, baik itu pop melayu sampai pop dangdut Jawa.
Saat pertama saya mencoba mencerna warna vokal dan teknik bernyanyi dari penyanyi satu ini, aksen cengkok melayu rasanya tidak bisa saya abaikan begitu saja. Yes, inilah justru yang jadi ciri khasnya. Bila merunut dari daftar lagu-lagu yang pernah ia cover, lagu-lagu bergenre pop/rock melayu bisa dibilang cukup mendominasi untuk coba didengar. Sebut saja beberapa nomor slowrock Malaysia yang pernah berjaya di era 90-an, seperti Dirantai Digelangi Rindu (Exist), Tiada yang Lain (Fenomena), atau Adakah Kau Setia (Stings). Puncaknya adalah ketika sekitar tiga bulan yang lalu channel Youtube-nya mengunggah musik video sekaligus lagu covernya, Sembilu yang di tahun 90-an pernah begitu hits yang dipopulerkan oleh lady rocker Malaysia, Ella.
Dari Sembilu yang menurut saya digarap dengan sangat apik, lalu rilislah Hitungan Hari yang diunggah pada 12 September 2023 lalu. Harus diakui meskipun ini lagu baru, tak butuh waktu lama untuk saya hafal naik-turun notasi lagunya. Seperti bukan lagu yang baru saja dibuat. Pengaruh pop/rock Malaysia saya rasakan begitu kental di lagu ini. Hal itu bisa ditilik dari lengkingan lead gitar di bagian intro. Tak panjang memang namun, itulah signature-nya. Agak ke tengah lagu, kita akan temui suara akordion yang lagi-lagi disusul dengan raungan gitar yang sedikit lebih “kasar” dari bagian intro. Menandakan lagu ini mulai naik temponya.
Cengkok Melayu memang tidak begitu banyak mendominasi di lagu ini, namun dari pencermatan saya, ada bagian-bagian yang memang dihadirkan cengkok ala Melayu untuk menambah kekuatan atau check mark di lagu ini. Yang paling kentara ada di bagian lirik, “Teganya kamu manis sepah dibuang” di akhir bait ketiga dan juga di akhir lagu.
Video musiknya sendiri sepertinya memang ingin menggambarkan kekelaman dari lagu ini. Permainan bayangan dan siluet sepertinya memang menjadi salah satu konsep videonya. Cukup simpel dan menarik. Lirik lagunya sendiri terbukti tidak bertele-tele, cukup mudah dipahami bahwa memang lagu ini menyiratkan kekecewaan akan jutaan harapan yang pupus. Cukup epic! (Arie Kurniawan)